[back]
BALI BOMB DVI CASE REPORT
by

the Chairman of the Indonesian Disaster Victim Identification (DVI) Team
dr. EDDY SAPARWOKO, Sp JP,MM,DFM (Wadirdokkes Polri)

"The Bali bomb blast on October 12, 2002, was a tragedy that hurt humanity. 
We cannot do anything to change the fact, 
we cannot put the life back to the deceased, 
nothing much we can offer to relieve the grief of the deceased' friends and families, 
we just try to do our best to identify the bodies, hand in hand with our colleagues who, like us, volunteered from many different parts of the world." -
putkes

Up till November 12 2002 the Indonesian DVI Team manage to identify 129 bodies (70.1%)

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan laporan ini adalah memberikan bahan masukan kepada pimpinan tentang peran Pusdokkes Polri di dalam rangka mendukung upaya identifikasi korban ledakan bom Kuta Bali dengan pembentukan Tim DVI Indonesia untuk Kuta Bali. Tujuannya untuk dijadikan bahan pertimbangan Pimpinan di dalam mengambil kebijaksanaan selanjutnya di dalam rangka pengembanan Tim DVI Indonesia di kemudian hari serta upaya pengembangan Kedokteran Kepolisian di dalam mendukung tugas operasional kepolisian.


 

KombesPol Dr Eddy Saparwoko (2nd right) during Coordination and discussions with the Chief of the Investigation Team, Irjen Pol. I Made Mangku Pastika

Waktu dan Tempat kegiatan

Kegiatan identifikasi dilaksanakan setiap hari mulai tanggal 13 Oktober 2002 mulai pukul 08.00 s/d 18.00 WITA bertempat di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali.

Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan identifikasi Tim DVI Indonesia dilaksanakan dengan dukungan dari tim Pusdokkes Polri dan gabungan dari berbagai unsur terkait lainnya seperti dari :

a. Pusdokkes Polri
b. Disdokkes Polda Metro Jaya
c. Disdokkes Polda Jateng
d. Disdokkes Polda Jatim
e. Disdokkes Polda Bali
f. Disdokkes Polda Sulsel
g. Depkes RI

h. RS. Sanglah Denpasar
i. FK Universitas Indonesia
j. FK Universitas Pajajaran
k. FK Universitas Diponegoro
l. FK Universitas Airlangga
m. FK UniversitasUdayana
n. FK Universitas Saraswati.

Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 2002 beberapa tim dari luar negeri turut bergabung di dalam rangka memperlancar proses identifikasi korban yang antara lain datang dari :

a. Tim DVI Australia 18 orang
b. Hongkong 2 orang
c. Swedia 3 orang
d. Finlandia 1 orang
e. Jepang 7 orang
f. Taiwan 6 orang
g. Belanda 6 orang



KombesPol Dr Eddy Saparwoko (the Chairman of the Indonesian DVI Team/ Wadirdokkes Polri - 2nd right), KombesPol Dr Slamet Purnomo (the Head of Central Java Police Medical and Health Servc - 3rd right), and Dr Hilton from Australia (most right) examined one of the victims.

Alur kegiatan

Kegiatan identifikasi dilaksanakan oleh personil dari beberapa negara yang memiliki Tim DVI dengan membentuk beberapa unit, yaitu :

a. Unit Ante Mortem.
b. Unit Post Mortem.
c. Unit Matching.
d. Komisi Identifikasi (Reconsiliation Comission).
e. Unit Administrasi Pengeluaran Jenazah.
f. Unit pendukung.

Identifikasi dilaksanakan dengan metoda :

a. Sederhana - Visual, Kepemilikan korban, pakaian, kartu identitas.
b. Hasil metode sederhana di atas dipastikan dengan metode ilmiah seperti : sidik jari, data gigi, data medis, serologis dan DNA.

Proses identifikasi menggunakan prosedur dan formulir DVI Interpol yang berlaku secara internasional. (see Procedures Chart [English] [Indonesian] )

 

Hasil kegiatan

Korban meninggal seluruhnya adalah 184 orang yang terdiri berbagai warganegara dan yang telah melapor adalah : Indonesia, Australia (terbanyak), Belanda, Denmark, Jepang, Taiwan, Korea, Belanda, Inggris, Amerika, dll.

Selanjutnya dapat disampaikan bahwa :
a. Telah terbentuk Tim DVI Kasus Legian Kuta Bali yang terdiri dari personel berbagai negara.
b. Tim bekerja dengan solid dan menitikberatkan pada akurasi identifikasi serta telah mencapai proses matching.

c. Hasil sementara proses identifikasi sampai dengan tanggal 12 November 2002 = 129 orang (70.1 %).
d. Pada tanggal 29 Oktober 2002 telah dibentuk Tim DVI Bali dengan Ketua Kadisdokkes Polda Bali AKBP Drg. Agus Sriyono.
e. Telah dilaksanakan serah terima dari Tim DVI Indonesia kepada Tim DVI Bali tanggal 31 Oktober 2002.
Permasalahan

Ada beberapa kendala yang dihadapi Tim :

a. Keberatan masyarakat adat Bali yang tidak menghendaki jenazah berlama-lama di rumah sakit tanpa dikubur atau dibakar.

b. Proses identifikasi memerlukan keakurasian, sehingga tidak dapat dipaksakan untuk diperpendek waktunya.

c. Proses pembusukan mayat dengan berbagai resiko timbulnya bau dan sumber penyakit berjalan terus.

d.  Sekalipun data ante mortem sudah sangat membantu namun dirasakan masih kurang cepat.


KombesPol Dr. Musaddeq Ishaq, DFM, (the Head of East Java Police Medical and Health Servc - left) took part in the discussions and more discussions on the process of identifying the heavily burnt bodies. 

Kesimpulan :

a. Telah dilaksanakan identifikasi korban bencana massal kasus Legian Kuta - Bali.
b. Terbentuk Tim DVI Kasus Kuta Bali yang dibantu oleh beberapa tim identifikasi dari beberapa negara.
c. Proses identifikasi telah sampai pada tahap matching antara data ante mortem dan post mortem, sehingga kecepatan identifikasi dapat berjalan lebih cepat, akan tetapi sangat bergantung dari kecepatan dan ketersediaan data ante mortem.

[back]


putkes
/Sri S. 08/02/2003